Laman

Kamis, 24 Maret 2011

Bangun tidur langsung makan kue

Sewaktu kecil hingga remaja hampir tiap hari aku tidur siang. Pulang sekolah setelah makan siang hampir pasti aku masuk kamar untuk beristirahat. Dan saat bangun pada sore hari alangkah senangnya bila kudapati ada makanan/kue untuk camilan dimeja makan.Mama yg selalu menyediakan, entah bikin sendiri atau membeli. Seringnya sih bikinan sendiri. Dulu aku menganggap hal itu biasa. Tapi sekarang aku merasakan itu adalah hal yang luar biasa. Setelah aku mempunyai keluarga sendiri baru aku bisa mengerti betapa repotnya mamaku dulu menyiapkan semua makanan itu. Apalagi mama tak ada yang membantu padahal anaknya banyak. Aku jadi kangen semua itu. Mama, I miss u....

Rabu, 23 Maret 2011

Oh..oh...now I like PURPLE...!

Belakangan ini aku jadi suka warna ungu. Padahal tadinya sukanya biru. Seprei aku beli yang ungu. Aku juga beli baju warna ungu lagi padahal udah ada 3 loh yang ungu. Dinding kantor juga aku minta dicat ungu, walaupun sempet menuai protes dari teman dan atasan. Hehehe... Katanya tuh warna janda. Huah...ada-ada aja.
Trus, aku juga beli sandal jepit ungu untuk di kantor dan dirumah.
Dan, sst...aku kayaknya mau beli tas warna ungu nih. Tadi kuliat ada yg cantik tuh. Nah, makanya jangan heran ya kalo sekarang blog-ku jadi bernuansa ungu.
Oh..oh..now I like purple.....

Minggu, 20 Maret 2011

M E N G E L U H

Motivasi hidup by : Very Hartanto on 04:01 PM, 23-Feb-11
Sebuah kata sederhana yang mungkin jarang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi seringkali kita praktekkan langsung baik secara sadar maupun tidak sadar. Kita semua melakukan hal tersebut setiap saat tanpa menyadarinya. Tahukah Kamu semakin sering kita mengeluh, maka semakin sering pula kita mengalami hal tersebut.

Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang hal ini menjadi suatu kebiasaan dan parahnya lagi mengeluh menjadi suatu kebanggaan. Bila Kamu memiliki dua orang teman, yang pertama selalu berpikiran positif dan yang kedua selalu mengeluh, tentunya Kamu akan lebih senang berhubungan dengan yang berpikiran positif bukan ?

Menjadi seorang yang suka mengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman, tetapi tidak membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak menyelesaikan masalah, bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita.
Yang menjadi pertanyaan adalah; mengapa kita mengeluh?
"Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realita yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita."

Bagaimana kita mengatasi hal ini? Caranya sebenarnya gampang-gampang susah,
kita hanya perlu bersyukur.

Di balik semua hal yang kita keluhkan PASTI ADA hal yang dapat kita syukuri.
Sebagai ilustrasi; Kamu mengeluh dengan pekerjaanmu, Tahukah Kamu berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia? Sekarang ini hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak bekerja, jadi bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan dan penghasilan.
Atau Kamu mengeluh karena disuruh lembur atau disuruh melakukan kerja ekstra?
Tahukah Kamu bahwa sebenarnya atasan Anda percaya kepada kemampuanmu? Kalau kamu tidak mampu tidak mungkin atasanmu menyuruh Kamu lembur atau memberikan pekerjaan tambahan.
Bersyukurlah karena Kamu telah diberikan kepercayaan oleh atasanmu!

Bersyukurlah lebih banyak dan percayalah hidupmu akan lebih mudah dan keberuntungan senantiasa selalu bersamamu, karena Kamu dapat melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandanganmu karena dirimu terlalu sibuk mengeluh.

Try it now!!!
1. Bersyukurlah setiap hari setidaknya satu kali sehari. Bersyukurlah atas pekerjaanmu, kesehatanmu, keluarga atau apapun yang dapat Kamu syukuri. Ambilah waktu selama 10-30 detik saja untuk bersyukur kemudian lanjutkan kembali kegiatanmu.

2. Jangan mengeluh bila Kamu menghadapi kesulitan, tetapi lakukanlah hal berikut ini!! Tutuplah matamu sejenak, tarik nafas panjang, tahan sebentar dan kemudian hembuskan pelan-pelan dari mulut, buka mata, tersenyumlah dan pikirkan bahwa suatu saat nanti Kamu akan bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.

3. Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila Kamu sedang bersama teman-teman yang sedang mengeluh dan beri tanggapan yang positif atau tidak sama sekali. Selalu berpikir positif dan lihatlah perubahan dalam hidupmu.
"Semakin banyak bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Kamu miliki, maka semakin banyak hal yang akan dapat Kamu miliki untuk disyukuri."

MENCUCI PIRING



by Very Hartanto on 10:02 AM, 04-Dec-10

"Saya suka cuci piring" kata gadis cilik itu.
"Mengapa?" tanyaku takjub.
"Karena saya suka melihat keajaiban setelah mencuci. Piring yang tadinya kotor dan berminyak bisa menjadi bersih dan mengkilap. Mengherankan.....," jawabnya dengan kedua bola mata yang berpendar indah.

Keajaiban dalam cuci piring. Wah, ini sungguh tak terpikirkan olehku. Keajaiban dalam hal-hal yang sangat sederhana. Gadis cilik itu satu diantara lebih dari seratus anak yang berkumpul dan menikmati camping rohani yang diadakan oleh sekolah minggu gerejaku. Dan tiba-tiba aku melihat dan merasakan keajaiban pada kumpulan anak kecil itu. Ternyata hidup adalah keajaiban. Dan keajaiban tidak semata suatu peristiwa yang luar biasa, yang menakjubkan, yang menjadi buah bibir bagi banyak orang. Keajaiban itu sangatlah sederhana dan dapat dinikmati bahkan dalam peristiwa-peristiwa kecil sehari-hari. Ternyata, hidup kita ini dikelilingi oleh banyak keajaiban. Tahukah anda?

Maka kita yang saat ini sedang mengejar keajaiban, mengharapkan dan merindukan keajaiban, tetapi merasa kecewa dan putus asa karena tak pernah menemukannya, mungkin perlu belajar dari gadis cilik itu. Dengan tangan mungilnya, dia dengan tekun mencuci piring makannya dan menemukan keajaiban yang dicari banyak orang saat menikmati hasil kerjanya. Dari piring yang kotor menjadi piring yang mengkilap.

"Saya suka mencuci piring, karena saya suka melihat keajaiban setelah mencuci....."

Keajaiban setelah mencuci. Keajaiban setelah bekerja keras membersihkan sisa-sisa lemak dan menggosok piring makannya sendiri. Keajaiban setelah berusaha.....

Mengapa kita seringkali hanya duduk diam menunggu keajaiban itu datang dengan sendirinya? Tidakkah keajaiban itu pun butuh proses kerja yang tidak ringan? Mengapa seringkali kita merasa kecewa karena disepelekan atau dianggap tidak ada? Tidakkah kita sendirilah yang perlu membuktikan keberadaan kita? Mengapa kita harus tergantung pada orang lain? Mengapa kita harus menganggap diri kita harus diperhatikan, harus dicintai, harus dipuji sebagai bukti keberadaan kita? Bukankah kita sendirilah yang harus berupaya untuk memperhatikan, mencintai dan memuji keberadaan orang lain sehingga mereka bisa tahu bahwa kita ada? Keajaiban hanya akan muncul setelah kita bekerja keras. Setelah gadis cilik itu membersihkan piringnya, dan tidak perlu menanti orang lain yang datang membersihkan piringnya. Gadis cilik itu melihat keajaiban setelah mencuci piringnya sendiri....

Keajaiban itu sesederhana hidup ini. Hidup yang harus dijalani, saat demi saat, hari demi hari, dijalani dan dinikmati. Dengan mengeluh dan merasa kecewa tanpa berbuat apa-apa, kita hanya akan mendapatkan semakin banyak kekecewaan dan perasaan putus asa pun kian dalam. Dan keajaiban yang kita harapkan semakin menjauh dari kita. Dengan matanya yang berpendar indah, gadis cilik itu itu memandang piring makan yang kini mengkilap bersih setelah dia mencucinya. Inilah keajaiban itu. Inilah kegembiraan baginya. Dia tidak menunggu seseorang datang dan membersihkannya. Lalu akan merasa kecewa dan sakit hati jika ternyata tak ada yang mau membantunya untuk mencuci piringnya sendiri. Tidak. Dia bekerja sendiri. Dia berusaha sendiri. Dan menikmati hasilnya sendiri. Keajaiban ada setelah dia mencuci piringnya. Dan dia menikmatinya.

Renungan dari tulisan orang lain

SEBUAH RENUNGAN TENTANG PRASANGKA

by Very Hartanto on 01:17 PM, 30-Mar-10
Google Translate
Di ruang tunggu sebuah bandara, seorang ibu muda terlihat tengah menunggu
pesawat yang akan menerbangkan dirinya. Karena harus menunggu cukup lama,
ia memutuskan untuk membeli sebuah buku untuk dibaca. Ia juga membeli
sebungkus biskuit, sekadar untuk camilan saat menunggu pesawat tiba.
Ia duduk di ruang tunggu VIP. Sambil bersandar, ia mulai membuka dan
membaca buku yang dipegangnya. Di kursi sebelah, yang hanya dipisahkan oleh
sebuah meja kecil yang diatasnya tersaji sebungkus biskuit, dan duduklah
seorang pria. Pria tsb terlihat mulai membaca majalah. Ketika ibu muda
mengambil sepotong biskuit dari bungkusan yang terletak di atas meja, pria tsb
mengambil sepotong juga. Si ibu muda merasa terganggu dengan perbuatan
pria tsb, namun ia diam saja.
Ia hanya bergumam: ‘? Huh ....menyebalkan! Ingin rasanya kutampar saja
mukanya !? ‘
Setiap ibu muda tsb mengambil sepotong biskuit, pria tsb juga melakukan hal
yang sama, sambil tersenyum kepada si ibu muda. Perbuatan pria tsb benarbenar
mengundang geram si ibu muda.. Namun si ibu muda tidak bereaksi apaapa,
ia hanya menyimpan kedongkolan didalam dada.
Ketika biskuit tersisa satu potong, si ibu muda bergumam: ? Coba saya ingin
lihat apa yang akan dilakukannya...!?
Kemudian si pria membelah biskuit tsb. Ia mengambil separoh dan
mempersilakan si ibu muda untuk menikmati yang separohnya lagi... Benarbenar
keterlaluan .....!
Kini, kekesalan si ibu muda benar-benar memuncak!
Ia segera mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan tempat duduk tsb,
pindah ke ruang keberangkatan ( boarding ).
Ketika ibu muda duduk didalam pesawat, ia membuka tas jinjingnya untuk
mengambil kacamata.
Betapa terkejutnya dia ...... Ternyata bungkusan biskuit miliknya ada di dalam
tas jinjing, masih utuh ...!
Ia kini menyesal, ... Dan benar-benar merasa malu!
Ia merasa bersalah.
Ia mengira bahwa biskuit yang dimakan tadi adalah miliknya
.... Ternyata bukan!
Pria tadi membagi biskuit antara dirinya dan si ibu muda tanpa merasa marah,
tenganggu atau pun merasa rugi ...
Voice of Heart…Hati yang Berbisik Buku I 10
.... Sementara si ibu muda merasakan sebaliknya.
Ia merasa bahwa biskuit tsb adalah miliknya yang telah diserobot oleh pria tsb,
dan menyangka betapa si pria tsb telah berbuat kurang ajar kepada dirinya.

ADA TIGA HAL YANG TIDAK DAPAT DIRAIH KEMBALI ...
1. Kata-kata... ...setelah diucapkan..
2. Kesempatan... ... setelah berlalu…
3. Waktu... ...setelah beranjak pergi..